Harga Minyak Tanah Membumbung 1

Posted by aRie keRRopi Friday, November 13, 2009
Riau Pos

Minyak Tanah Langka di Medan, Rp5 Ribu per Liter

Menjelang tuntasnya pencacahan dan pendistribusian konversi minyak tanah ke gas elpiji tiga kilogram di lima kabupaten/kota di Sumut, saat ini harga minyak tanah mulai beranjak naik dan terjadi kelangkaan di pasar.

Seperti dialami seorang warga Jalan Pancing, Hanum (39) mengaku kalau dirinya tak mendapatkan minyak tanah hingga dua hari ini, mulai seputaran kecamatan Medan Tembung, hingga Medan Perjuangan. “Payah kali cari minyak tanah di Medan ini, ada harganya sampai Rp5 ribu per liter di tingkat pengecer,” katanya.

Ibu empat anak ini mengakui, dirinya yang berdagang gorengan tak akan mungkin bisa bertahan lama untuk berdagang bila harga minyak tanah sampai Rp5 ribu per liter, kemudian jatah di pangkalan juga semakin tak jelas.

Kebanyakan, pangkalan juga menaikkan harga menjadi Rp4 ribu dari harga sebelumnya Rp3.200 per liter. “Sampai sekarang saya pun belum dapat kompor dan tabung gas elpiji tiga kilogram, janjinya mau dibagikan gratis, sampai sekarang belum juga dapat,” ucapnya yang sekarang ini membuka dagangan gorengan di depan sekitar Rumah Sakit Haji Medan.

Tak hanya Hanum, Halimah (37) warga Kelurahan Sidodadi, Medan Timur menyampaikan bahwa harga minyak tanah di pangkalannya mencapai Rp4 ribu dari sebelumnya Rp3.200 per liter. Bahkan, minyak tanah ini sangat sulit didapatkan. Bila ingin mudah, harganya sangat mahal di tingkat pengecer, antara Rp4.500 sampai Rp5 ribu per liter.

Keluhan para warga ini juga terjadi di beberapa wilayah lainnya seperti di kawasan Medan Barat dan Medan Helvetia. Hal ini juga diakui oleh Ketua Komisi C DPRD Medan, Aripay Tambunan.

Disebutkannya, pengawasan minyak tanah dan menjaga ke stabilan harga ini harus tetap ada, jangan sampai dengan adanya konversi ini warga dirugikan. Bila seterusnya kenaikan harga di pangkalan dan dipengecer semakin tinggi, harusnya pemerintah dan PT Pertamina mengambil langkah tegas agar persoalan kelangkaan minyak tanah tak semakin panjang.

“Ini mulai ibu rumah tangga hingga pedagang gorengan jadi imbasnya, bila ini sudah terjadi maka akan bergejolak kepada persoalan lainnya,” sebutnya. Asisten Manajer Public Relation External, Fitria Erika menerangkan hingga 5 November, paket konversi yang dibagi di Sumut tahap awal untuk Medan, Binjai, Langkat, Delis Serdang, Serdang Bedagai sebanyak 990.549 unit atau 98 persen.

Khususnya di Kota Medan saja sudah sibagi sebanyak 291.023 paket terdiri dari 284.635. Di Sumut ini, sejak didistribusikan 2-4 bulan lalu, maka proses selanjutnya penarikan minyak tanah secara bertahap dengan asumsi masyarakat sudah menggunakan paket subsidi dari pemerintah dalam bentuk gas LPG tiga kilogram. Pada kesempatan ini, sangat tidak dimungkinkan ada dua produk yang disubsidi pemerintah secara bersamaan terlalu lama, yaitu minyak tanah dan LPG tiga kilogram. Selanjutnya, minyak tanah akan dipasarkan dengan harga khusus atau non subsidi.

Menyikapi adanya laporan kenaikan harga minyak tanah di pasar yang melonjak, Erika sebu t bila pangkalan minah menjual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET), maka dapat diberikan sanksi melalui agen, tetapi jika harga tersebut di pengecer atau warung-warung maka hal tersebut menjadi mekanisme pasar.

Namun, pihaknya akan tetap berkoordinasi dengan Pemko dan Pemkab setempat serta konsultan. Jika diperlukan operasi pasar dapat dilaksanakan dengan dasar pertimbangan permintaan operasi pasar diketahui atau berasal dari permintaan pemerintah daerah setempat. “Memang kami sudah mulai mengurangi penyaluran minah, tapi kami belum naikkan harga di atas harga HET atau harga non subsidi,”katanya.

0 comments

Post a Comment

Translate this Blog

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda FazaniInstalled by CahayaBiru.com

Be My Friend

Click To Contact Pertamina